Sebagaimana diketahui,kulit buah kelapa alias sabut ternyata bernilai ekonomi tinggi. Coco fiber dalam perdagangan internasional mulai digemari konsumen karena sifatnya yang ramah lingkungan dan alami. Coco fiber banyak dibutuhkan sebagai bahan baku pada industri spring bed, matras, jok mobil, sofa, furniture, pot, geotekstil, maupun tali, bantal, keset kaki dan lain-lain. Pasar ekspor dan domestik menyerap produk itu dalam jumlah besar.
Potensi Pasar
Sementara itu, Ketua Umum AISKI (Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia ), Efli Ramli menyampaikan apresiasinya kepada Kemenkop dan UKM atas kepeduliannya dalam merangsang pertumbuhan KUMKM yang berbasis pemanfaatan sabut kelapa di Indonesia. Diharapkan, dengan adanya bantuan stimulan ini, volume ekspor coco fiber Indonesia terus mengalami peningkatan.
“Bantuan stimulan yang disalurkan Kemenkop dan UKM ini hendaknya dapat memicu pertumbuhan ekonomi di daerah yang memiliki potensi sabut kelapa. Apalagi harga dan permintaan pasar ekspor coco fiber terus meningkat dari waktu ke waktu,” jelasnya.
Efli yang baru pulang melakukan perjalanan bisnis ke Tiongkok mengungkapkan, dari hasil pertemuannya dengan sejumlah importir coco fiber di Tiongkok, negara yang berjuluk Tirai Bambu itu membutuhkan coco fiber sekitar 2.000 ton per hari. “Ini peluang yang cukup positif untuk Indonesia sebagai produsen buah kelapa terbesar di dunia,”. (tribunnews.com)
Sumber gambar : pertanian.tv
Sumber gambar : pertanian.tv
Belum ada tanggapan untuk "Peluang Bisnis Serabut Kelapa (cocofiber)"
Posting Komentar